Postingan

Hidup Harus Siap Sedia

Gambar
Oeh: Moh. Alim “Dia yang hidup tanpa disiplin mati tanpa kehormatan.” (Pepatah) Terjadwal sebagai pembina upacara bendera hari senin merupakan momen yang tak sering didapatkan. Tentunya karena jumlah bapak ibu guru sangat banyak. Setahun bisa saja hanya sekali seorang guru menjadi pembina upacara bendera. Pada kesempatan itu seorang guru akan berbicara dengan seluruh peserta didik secara bersamaan. Apa yang harus dipersiapkan untuk menjadi pembina upacara? Tentunya harus belajar mengetahui suasana dan konteks yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan setempat. Berbagai materi berseliweran hingga tersangkut dua frasa yang menjadi perhatian. Pertama adalah problem solving atau pemecahan masalah dan frasa kedua adalah self management atau manajemen diri. Dua hal ini menjadi sumber masalah jika tidak dijalankan oleh setiap pribadi yang ingin berkembang. Senin begitu terik. Bapak ibu guru sudah memberikan kode agar amanat upacara jangan terlalu panjang. Karena mereka sudah menerka, jika

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Gambar
Nur Fadilla Dea Agustin sumber gambar: https://medibang.com/picture/r52006120607312720014754157/#google_vignette Di malam itu, Deana membuat sebuah janji pertemuan dengan seseorang. Deana melangkahkan kakinya masuk kedalam kafe tersebut. Dia sedikit canggung dengan situasi sekarang karena beberapa pengunjung kafe memuji nya. Mungkin itu karena pakai yang dia pakai. Deana memang mamakai gaun batik motif Parang Daholo Munggal yang dalam bahasa Indonesia berarti "miring api berkobar setiap waktu" yang memiliki filosofi bawah masyarakat bojonegoro mempunyai semangat dan mampu memberikan cahaya atau kebahagiaan bagi orang orang di sekitarnya. salah satu hal ini pula membuat Deana bangga lahir dan dibesarkan di Jawa dan mempunyai ibu yang suka membuat gaun batik yang tak kalah indah dari gaun modern. Deana menjadi lebih percaya diri dan memberikan senyuman pada orang-orang yang memujinya. Saat Deana masih bingung mencari tempat duduk seorang pelayan datang dan mengatakan

Meningkatkan Budaya Positif

Gambar
Oleh: Moh. Alim   Apresiasi tertinggi kepada petugas upacara yang diprakarsai oleh OSIS dan MPK (Majelis Perwakilan Kelas) SMAN 1 KEPOHBARU. Meskipun tanpa latihan, namun karena dedikasi LDK OSIS yang dilaksanakan Jum’at-Sabtu, 10-11 Nopember 2023 di Mangrove  Centre  Tuban , membentuk karakter disiplin yang lebih baik dalam dari OSIS dan MPK. Upacara dilaksanakan dengan sangat hidmat di oleh seluruh peserta upacara.   Pembina upacara adalah Ibu Sufini Hendriyani atau biasa disapa Bu Yani. Cuaca yang sangat terik, Bu Yani menghimbau agar seluruh peserta didik sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Agar bisa mengikuti upacara sampai selesai tanpa halangan suatu apapun.   Bu Yani menyampaikan budaya positif harus ditingkatkan oleh seluruh peserta didik. Misalnya dalam hal kerapian. Mulia dari pagi hari masuk ke lingkungan sekolah sampai datang waktu pulang, harus tetap menjaga kerapian. Misal kerapian berpakaian dan kerapian ruang belajar. Kondisi meja kursi yang

Kreativitas Tidak Takut Gagal

Gambar
Moh. Alim   Deret-deret peserta didik telah memenuhi lapangan utama SMAN 1 Kepohbaru Bojonegoro. Tepat pukul tujuh, protokol membacakan susunan upacara bendera. Seluruh peserta didik menggunakan seragam dan atribut lengkap. Beberapa peserta didik memakai rompi merah berada di belakang barisan, berbaris dengan jarak dan sikap yang rapi. Mereka adalah anggota PMR (Palang Merah Meraja) dari ekstrakurikuler PMR yang siap sedia memberikan layanan kesehatan kepada seluruh peserta didik saat pelaksanaan upacara berlangsung.   Pembina upacara kali ini, 6 Nopember 2023, adalah Bu Kisriyati. Guru mata pelajaran sosiologi yang telah menjadi ASN PPPK per 1 Mei 2022. Bu Kis, sapaan untuk Bu Kisriyati, menyampaikan beberapa hal terkait dengan kedisiplinan siswa dan semangat belajar siswa.   Hal pertama tentang peserta didik perempuan agar tidak menggunakan lipstik dan alis secara berlebihan. Peserta didik perempuan agar memakai make up yang sederhana saja. Peserta didik perempuan yang me

Sadulur Papat Limo Pancer

Gambar
  oleh: Devia Filsa Putri Anggraini   Di tengah  lorong-lorong rumah sakit yang sepi, bau obat-obatan yang menyeruak tercium di hidung. Terdengar suara bayi yang menangis keras, tepat jam 1 dini hari. "Oekk oekkk." Terdengar suara tangisan bayi yang masih merah dan mungil. Tangisannya seakan memberikan kabar bahagia untuk keluarganya. "Brakkk." Seorang laki-laki masuk ke dalam ruang bersalin itu dengan tergesa-gesa pakaian lorengnya yang masih basah akibat hujan yang diterjangnya. "Dokterrr, di mana anak saya." "Putri Bapak masih dibersihkan, mohon tunggu sebentar saja." Tak lama setelah itu seorang Suster mendekat sambil menggendong bayi cantik itu lalu menyerahkan kepada ayahnya. "Allahu akbar allahu akbar." Hamid langsung melantunkan adzan pada bayinya. Tangannya bergetar ketika merengkuh tubuh mungil itu. Sudut bibir itu tak kuasa untuk tersenyum.                                                               

Wayang Thengul

Gambar
Karya: Dian Agustina Siswa Kelas XI-6 SMAN 1 Kepohbaru   Malam itu Mahen sedang ada di sebuah acara desa yang menampilkan tontonan wayangan Thengul. Dia bersama teman-teman sebayanya menyaksikan acara tersebut. Saat Mahen berjalan bersama teman-temannya dia tidak sengaja menabrak seseorang hingga terjatuh, dengan cepat Mahen menoleh. "Maafkan aku. Aku sungguh tidak bermaksud untuk …." Mahen mengeluarkan tangan untuk membantunya. Seseorang itu bangkit perlahan dan menerima uluran tangan Mahen, "Terima kasih, Mahen." Mehen terkejut saat melihat siapa yang sudah dibantuannya. Eskpresi Mahen menjadi takut dan malu secara bersamaan. "Kamu di sini?" Mahen bertanya dengan gugup. "Iya. Aku ke sini untuk melihat acara wayang, karena kebetulan juga nenekku tinggal di sini." Tersenyum kecil. Mehen hanya mengangguk dengan gugupnya. Dia selalu tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri saat melihat Naya. Gadis satu kelas yang selama ini di