Pendampingan Indovidu Ke-2 - Visi Guru Penggerak

PENDAMPINGAN INDIVIDU KE-2 – Visi Guru Penggerak

oleh: Moh. Alim


Setelah melakukan kegiatan koneksi antar materi modul 1.3. Kami melaksanakan Pendampingan Individu (PI) Ke-2. Dalam PI-2, kami menjelaskan visi guru penggerak dan pernyataan prakarsa perubahan yang telah kami buat kepada kepala sekolah tempat kami mengajar dan rekan sejawat. Tujuannya adalah untuk mencari umpan balik, kritik dan saran berkaitan dengan visi dan prakarsa perubahan. Juga penyesuan visi guru penggerak dengan visi sekolah.

PI-2 saya berkolaborasi dengan pak Sutikno, yang kebetulan beliau adalah juga Calon Guru Penggerak angkatan 11 dari satuan pendidikan SMAN 1 Kepohbaru Bojonegoro. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 2 Agustus 2024 pada pukul 13.00 sampai 15.30, sekaligus dibarengkan dengan rapat dinas sekolah dalam rangka penetapan kriteria kenaikan kelas dan kelulusan tahun pelajaran 2024-2025. Kami melakukan diskusi sederhana dan kami bisa membagi tugas dalam kegiatan PI ini. Suasana yang sangat meriah dan bahagia dari peserta dalam diskusi merupakan dukungan dan tanggapan yang positif dari pihak pengelola sekolah dan rekan sejawat.


Pak Sutikno didampingi Pengajar Praktiknya, Ibu Eni Kusuma menyampaikan diskusi visi guru penggerak di sesi awal. Dengan sangat baik Pak Sutikno menyampaikan bagaimana sebuah visi itu dibuat dan berpihak pada anak. Sehingga visi tersebut dapat dilaksanakan dan dievaluasi setiap akhir tahun pelajaran. Visi itu tidak statis dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam penyampaiannya visi harus mencerminkan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3, yaitu "Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, yang dalam kurikulum merdeka diaplikasikan dalam Profil pelajar Pancasila". Visi juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dimana di abad 21 ini setiap peserta didik harus memiliki kecakapan 4C dan saat ini telah ada penambahan menjadi 6C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), communication (komunikasi), character (karakter), dan citizenship (kewarganegaraan). Dengan kecakapan 6C ini peserta didik diharapkan akan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi.

                                                        

Dari kegiatan PI kami mendapatkan cita-cita murid dari seluruh peserta diskusi yang datang dengan menjawab kalimat rumpang yang telah disediakan. Dua peserta diskusi dari rekan sejawat mempresentasikan cita-cita yang mereka impikan terwujud dalam dari murid. Kami juga mendapatkan prakarsa perubahan yang berpihak pada murid dan sekolah, serta prakarsa perubahan dari diri sendiri bapak ibu guru dan tenaga kependidikan yang hadir. Jadi peserta diskusi membuat prakarsa perubahan bagi diri sendiri. Yaitu keinginan atau harapan perubahan ke arah yang lebih baik dari diri seorang rugu untuk kesempatan yang akan datang.


Kebagian sesi ke dua, saya dan Pengajar Praktik saya, Pak Fajar Setiawan, kebagian menyampaikan visi dan prakarsa perubahan yang akan saya laksanakan selama mengkuti pendidikan guru penggerak. Visi dan prakarsa perubahan harus bisa menggerakkan siapa saja yang membacanya. Saya menyampaikan visi sekolah yang akhir bulan Juli kemarin baru saja dibuat dalam Workshop Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) dan menyandingkannya dengan visi saya. Kemudian saya menyampaikan prakarsa perubahan yang telah saya buat. Saya juga menyampaikan rencana kegiatan-kegiatan yang nantinya harus dilakukan secara kolaboratif oleh guru penggerak dengan kepala sekolah, rekan sejawat, orang tua dan pihak terkait.


Visi dan misi sekolah menjadi tantangan dan kewajiban bagi bapak ibu guru. Untuk itu kita jangan terpaku pada setiap masalah dan menyalahkan siapapun. Namun kita harus berfokus pada kekuatan dan kompetensi yang ada untuk menyelesaikan permasalaan atau tantangan yang muncul. Adapun modal atau bekal yang menjadi kekuatan kami adalah semangat rekan sejawat yang masih muda dan cakap media teknologi, juga semangat kerjasama, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang sangat baik. Hal itu akan memberikan support sistem tercapainya setiap keinginan dan harapan sekolah yang tercantum dalam visi, misi dan tujuan sekolah.


Adapun visi saya sebagai guru penggerak adalah "Terwujudnya Generasi Muda yang Kreatif, Inovatif Dan Berakhlak Mulia". Sedangkan prakarsa perubahan yang saya rumuskan sesuai dengan kompetensi saya sebagai guru Bahasa Indonesia, yaitu "Meningkatkan Kreatifitas Peserta Didik Melalui Kelas Menulis". Kegiatan-kegiatan yang saya rancang untuk dilaksanakan secara kolaboratif antara lain: mengadakan kelas menulis, kegiatan membaca 15 menit, seminar literasi, lomba pojok baca kelas, membaca di rumah, pengadaan buku bacaan, lomba menulis, diklat jurnalistik, media sekolah, dan mengaktifkan mading sekolah oleh peserta didik.


Di akhir sesi, saya minta kritik dan saran dan kesepakatan dari visi dan prakarsa perubahan yang telah saya sampaikan. Semua peserta diskusi menyatakan sikap setuju. Kemudian saya meminta refleksi atau kritik dan saran yang membangun demi tercapainya visi dan prakarsa perubahan. Seorang rekan sejawat dari Guru BK memberikan refleksi bahwa setiap guru harus menambah rasa empati dan peduli kepada peserta didik. Guru harus tahu kondisi dan latar belakang siswa. Dalam konsep pembelajaran hal ini dinamaan sebagai asesmen diagnostik atau evaluasi awal. Sehingga ketika terjadi suatu hal dari siswa yang berbeda atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah, pihak sekolah bisa menyelesaikannya dengan tepat. Mengetahui penyebabnya dan bisa mencarikan jalan keluar atau solusi yang tepat. Apalagi sebagai wali kelas. Wali kelas jangan sampai tidak tahu ketika ada anak kelasnya berbeda cara belajarnya atau ada keadaan khusus yang menyebabkan anak tersebut memiliki karakter cara belajar yang berbeda. Guru juga harus memberikan teladan bagi murid dalam setiap kegiatan di sekolah.


Refleksi kedua disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Beliu hanya menegaskan satu hal yang disampaikan oleh Guru BK, yaitu guru harus menjadi teladan bagi peserta didik. Beliau memberikan contoh dalam hal sholat berjamaah dan kedisiplinan. Ketika kita mengharapkan siswa memiliki kedisiplinan yang tinggi, maka semua bapak ibu guru juga harus memberikan teladan disiplin yang baik dengan bersama-sama mengikuti kegiatan sholat berjamaah dhuhur dan ashar di sekolah.


Kegiatan kami tutup dengan doa dan harapan semoga apa yang telah kita usahakan dalam visi dan prakarsa perubahan bisa memberikan dampak baik bagi seluruh warga sekolah pada umumnya. Jangan lupa untuk selalu semangat belajat dan menjaga laku baik.


Bojonegoro, 4 Agustus 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif