Menyulam Kebiasaan Membaca dan Menulis

Oleh: Moh. Alim


"Kalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas."

- Stephen King -




Lama tidak menulis. Tema-tema yang beredar hanya bagaikan angin lalu yang begitu saja lewat. Kata-kata kunci yang berderet hanya bagaikan bintang-bintang di langit malam yang hanya terlihat tanpa satu pun yang dinikmati dan dirasakan.


Apalagi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yang seyogyanya mencakup empat keterampilan yakni Keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak boleh tidak harus dilakukan dalam setiap tema pembelajaran atau Kompetensi Dasar. Menjadi sebuah kesalahan jika keempat keterampilan itu tidak pernah dilakukan atau bahkan diabaikan.


Pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara kombinasi antara daring dan luring. Bagaimana anak-anak belajar membaca dan menulis? Hal ini mempengaruhi Program literasi yang telah direncanakan sejak awal.




Mengampu pelajaran Bahasa Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Untuk menambah jam membaca dan menulis siswa, saya memberikan program membaca buku. Kegiatan ini termaktub dalam sebuah buku yang berjudul LAPORAN KEGIATAN MEMBACA BUKU.


Sebenarnya program ini telah lama saya buat pada awal tahun pelajaran sebelum pandemi, namun lagi-lagi tidak berjalan maksimal sesuai dengan harapan. Bahkan ketika itu saya telah membuatkan buku cetak untuk laporan membaca dan membawa buku bacaan setiap kali saya masuk ke kelas. Pandemi menghentikan niat baik tersebut. Sehingga kali ini saya memberikan kebebasan kepada siswa untuk membaca buku apapun sesuai minat mereka.


Langkah yang harus mereka lakukan:

1. Membuat buku Laporan Kegiatan Membaca Buku.

2. Format Kolom yang harus mereka buat dalam buku tersebut antara lain:

– Nomor Judul: dari nomor ini bisa diketahui berapa buku yang telah kita baca selama dalam kurun waktu tertentu.

– Identitas Buku: diisi judul buku yang akan dibaca, nama penulis, tahun terbit, nomor ISBN jika ada.

– Nomor urut: kolom ini untuk mengetahui berapa kali kita telah membaca. Kolom ini juga menunjukkan harus berapa kali satu judul itu selesai kita baca.

– Hari dan tanggal membaca: cukup jelas, bebas, setiap hari juga baik.

– Halaman / Bab: Diisi halaman buku atau bab yang dibaca.

– Isi / Ringkasan: Disi dengan pokok-pokok atau ringkasan bagian buku yang telah dibaca.

– Nilai / Pesan / Amanat: nilai-nilai dan pesan/amanat dari halaman/ bab yang kita baca. Nilai-nilai inilah yang akan memberikan pelajaran kepada siswa. Nilai-nilai kehidupan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

– Tanda tangan guru: diisi oleh guru mapel atau wali kelas setelah siswa mengirimkan laporan kegiatan membacanya.


3. Buku laporan membaca dikumpulkan seminggu sekali. Jika pembelajaran masih daring, maka laporan membaca buku dilaporkan secara daring dengan memfoto buku laporan kegiatan dan mengirimkannya di grup WhatsApp kelas.


Siswa bebas membaca buku apapun, tentunya dengan batasan buku yang tidak berisi hal negatif seperti pornografi, isu sara, dan isu adu domba, perpecahan dan kebencian. Siswa bisa membaca buku cetak atau buku online melalui aplikasi membaca buku seperti iPusnas, Google Play Books, Amazon Kindle, Wattpad, Storial, Free Books, Gramedia Digital, dan NOOK.


Hasilnya sungguh memuaskan. Ada hal yang tidak boleh kita bantah. Setiap siswa memiliki keunikan tersendiri. Setiap siswa diciptakan dengan keahlian dan kemampuan yang berbeda-beda. Pengamatan saya kali ini saya fokuskan kepada siswa yang telah melakukan kegiatan membaca buku.



Setiap grup kelas ada sekitar 60 persen siswa yang mengumpulkan Laporan Kegiatan Membaca Buku. Buku yang dibaca anak sangat beragam. Ada yang membaca buku cerita rakyat, kumpulan cerpen, Kisah 25 Nabi, Dongeng asal-usul daerah, Buku motivasi, kisah 1001 malam Abu Nawas dan lain sebagainya. Apapun yang mereka baca, apresiasi positif harus selalu diberikan. Mereka nyaman membaca apa yang mempunyai nilai positif daluhu. Baru kemudian jika kebiasaan itu telah tumbuh, bisa kita alihkan untuk membaca buku yang lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari.


Harapan saya tidak muluk-muluk, jika kegiatan ini sudah berjalan sebulan, dua bulan, dan seterusnya hingga akhir tahun pembelajaran, siswa telah terbiasa membaca dan menulis. Paling tidak siswa dapat belajar beberapa hal dari kegiatan tersebut, antara lain: belajar membaca dengan baik, belajar menemukan informasi yang penting, belajar menyampaikan melalui tulisan informasi yang telah mereka dapatkan dari membaca. Jika kebiasaan ini terus dilakukan maka akan memberikan dampak yang baik bagi peserta didik.


Dua hal yang harus dilakukan jika kita ingin menjadi penulis, sebagaimana yang disampaikan oleh Stephen King dalam pembuka tulisan ini, yaitu membaca dan menulis. Keduanya tidak boleh ditinggalkan salah satu, harus sepaket dilaksanakan.


Bojonegoro, 21 Maret 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif