Suka Lagu Apa? Lirik Lagu adalah Sastra

Moh. Alim

Judul di atas adalah sebuah tanda tanya yang besar bagi diri saya. Bukan saya tidak suka lagu. Namun lebih karena tak ada satu pun lagu yang saya hafal liriknya dari awal sampai akhir, satu lagu penuh. Apalagi disuruh menyanyikannya, misalnya untuk karaoke. Saya pasti zonk alias tidak pernah sama sekali. Jika ada orang karaoke, juga ingin bisa, tapi keinginan itu hanya berhembus hilang bersama hembusan nafas begitu saja.



Lagu memang menjadi lagu hidup. Lagu akan berubah sesuai kondisi di mana lagu tersebut berada. Pada tahun kisaran 1990-2000, . Dangdut paling ngetrend adalah Si Raja Dangdut, H. Rhoma Irama. Dangdut pada zaman itu sangatlah berbeda dengan lagu dangdut zaman sekarang. Pun begitu juga dengan lagu berjenis pop.

Lagu hidup juga dipengaruhi oleh lokasi di mana seseorang itu berada. Semenjak kecil hingga dewasa, karena tinggalnya di desa, kebanyakan lagu yang saya dengar bersumber hanya dari radio panasonic. Lagu yang paling sering diputar adalah lagunya H. Rhoma Irama. Sehingga meskipun tidak hafal lirik lagunya, nada dan iramanya sedikit banyak ada yang hafal.

Hal lain yang menguatkan hafalnya nada dan irama lagu tersebut adalah kebiasaan mengikuti kegiatan dziba'an atau pembacaan maulid dziba'. Kegiatan ini adalah kegiatan bersama-sama yang dilakukan baik oleh kelompok remaja putra, kelompok remaja putri, kelompok ibu-ibu muda, bahkan kelompok bapak-bapak. Biasanya dilaksanakan di mushola atau di masjid. Waktunya adalah seminggu sekali. Mereka melantunkan maulid menggunakan nada dan irama lagunya H. Rhoma Irama. Lagu lain yang biasanya digunakan untuk melantunkan maulid dziba' adalah lagunya Evie Tamala, Ida Laila, Rita Sugiharto, dan lagu-lagu sezamannya.

Setelah remaja berlalu dan disibukkan dengan dunia kerja, kegiatan pembacaan maulid dziba' jarang sekali saya ikuti dan lebih banyak tidak ikut. Sehingga perhatian tentang lagu-lagu menjadi hilang sama sekali. Adapun lagu-lagu modern tak ada sedikit pun yang menarik perhatian saya untuk menyimaknya dengan saksama. Kalupun mendengarkan, hanya sebagai pengantar melaksanakan pekerjaan menyetujui permintaan rekan-rekan kerja. Karena saya yang memegang kendali perangkat komputer saat itu.

Akhir-akhir ini, setelah mengikuti kebiasaan menulis, saya dicengangkan dengan beberapa kejadian. Pertama adalah ketika saya meminta anak murid untuk membuat puisi, ternyata puisi yang mereka buat adalah lirik lagu dan saya tidak tahu sama sekali lirik lagu tersebut. Setekah saya koreksi, menurut saya bagus, saya memberikan nilai bagus. Ternyata ada siswa yang lain komplain bahwa puisi yang dibuat siswa tersebut adalah lirik lagunya si ini (saya tidak hafal nama grup band-nya). Awalnya saya tidak percaya. Kemudian siswa yang protes tadi menyanyikan lagu grup band tersebut dengan lirik lagu sama persis dengan puisi yang saya koreksi tadi. Akhirnya saya coret total nilai siswa yang menggunakan lirik lagu untuk jawaban tugas membuat puisi.

Berawal dari kejadian tersebut saya mulai melihat lirik-lirik lagu yang saya putar ketika ada waktu luang dari pekerjaan. Hal kedua, saja juga mulai melirik terjemah dari lantunan sholawat yang biasanya saya dengarkan. Subhanallah, sholawat yang sering saya dengarkan mempunyai makna yang sangat luar biasa. Mengalahkan puisi sanjungan yang saya ketahui selama ini. Begitu tingginya bahasa yang digunakan dalam lirik sholawat tersebut. Semisal berikut ini:

_Engkau adalah matahari_
_Engkau adalah purnama_
_Engkau adalah cahaya di atas cahaya_
...........................
_Engkau adalah penerang hati_

Begitulah ketinggian sastra dalam lirik sholawat Nabi. Jika kita benar-benar memahami maknanya, kita pasti akan menangis sejadi-jadinya. Membayangkan bagaimana keindahan Nabi Muhammad SAW. yang selalu kita harapkan syafaatnya di Yaumil Akhir nanti.

Sastra puisi adalah keindahan bahasa. Lirik-lirik yang padat penuh makna. Begitulah sebuah lagu itu dibuat. Lagu menjadi ungkapan sastra hati yang begitu indah. Lagu adalah puisi. Meski isi dan maknanya marah dan benci sekalipun, akan membentuk suatu lantunan indah dalam puisi (berbentuk lagu).

Teruslah bersastra. Teruslah berpuisi. Teruslah berlagu. Ungkapkan keindahan hati dengan lagu. Ungkapkan keindahan hati dengan puisi.

Bojonegoro, 26 Nopember 2019

#laguku
#ngajipuisi
#ngajiliterasi
#kitabelajarmenulis
#dibawahkakilangit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif