Doa dalam Deskripsi


Oleh: Muhammad
Alim.

Seorang Ulama berkata dalam doanya:

"Ya Allah, matikanlah aku sekarang jika umurku sudah tidak ada kemanfaatan lagi bagi sesama, dan panjangkanlah umurku jika dalam umurku itu masih ada kemanfaatan baik bagi sesama".

     Dalam terjemahan doa tersebut dapat diartikan bahwa suatu nanti umat Islam itu ingin dimatikan oleh Allah SWT karena sudah tidak mampu lagi melakukan Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

     Melihat kerusakan dunia , manusia Islam (kebanyakan) dan manusia pada umumnya sudah merasa bangga jika melakukan maksiat kepada Allah SWT.

     Contoh kecil, ngakunya Islam, tapi jalan sana-sini rokok'e jedal-jedil dan diupload lagi di media sosial.
Seolah-olah dia mengatakan: "Iki lho aku, orang Islam yang tidak puasa".

     Sudah tak merasa salah sedikit pun ketika melakukan maksiat. Padahal mereka juga tahu dan bahkan mungkin hafal di luar kepala tentang puasa dan segala sesuatu tentang puasa.

    Contoh lainnya seorang koruptor. Sudah ketahuan dan jelas-jelas dia melakukan korupsi, ketika ketangkap tangan malah cengar-cengir ketika difoto oleh media dan bahkan dengan santainya selfi-selfi dan diupload dalam akun instagram kebanggaannya. Biar jadi viral, katanya dalam hati.

     Seolah viral itu menjadi kebutuhan pokok manusia modern saat ini. Dan tentunya kita sudah tahu inti dari apa yang membuat viral itu, yaitu hal-hal yang aneh, hal-hal yang baru. Hal-hal baru itu tentunya adalah yang sudah beda dari adat istiadat dan norma-norma kehidupan masyarakat umum. Sehingga mungkin saja hal yang viral itu akan menyimpang dari norma dan aturan agama, aturan negara, dan norma kehidupan, sebagaimana contoh di atas tadi. Seperti halnya video orang yang memakan tikus mentahan yang diperlihatkan kepada saya oleh salah seorang teman beberapa hari lalu. Na'udzu Billah min dzalik.

      Lambat laun hal yang diviralkan itu akan menjadi kebiasaan dan adat baru dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, sudah menjadi kebiasaan bahwa saat musim panen padi dan menjadi kewajiban si pemilik sawah untuk mengirim makanan/konsumsi kepada para pekerja. Meskipun dalam keadaan puasa di bulan Ramadhan, si pemilik sawah tidak boleh melanggar aturan itu (mengirim konsumsi). Kemudian dengan nikmatnya para pekerja menyantap makanan tersebut di pematang sawah.

     Kalau ditanya "kok nggak pada puasa?" Pasti jawabnya "nanti nggak kuat kerja kalau puasa". Ini adalah adat baru yang dihasilkan dari kebiasaan melanggar aturan syari'at untuk puasa. Dahulu, dahulu sekali, para pekerja di manapun mereka bekerja, mereka tetap puasa dan aneh rasanya jika mereka tidak puasa. Namun saat ini, keanehan itu berbalik arah. Keanehan itu akan diterima oleh orang-orang yang masih puasa ketika dia bekerja.

     Cocok banget dengan sabda Nabi SAW yang intinya bahwa Umat Islam pada zaman Nabi itu dianggap aneh, dan nanti di akhir zaman akan kembali dianggap aneh.

     Beruntunglah orang-orang yang suka dianggap aneh ketika masih memegang syari'at Islam. Karena memegang syari'at Islam diakhir zaman itu diibaratkan dalam sebuah qoul adalah seperti memegang bara api yang sangat panas.

     Jadi ingat nadzom yang artinya (kalau tidak salah):
".........
Bejo Beji bejane wong kang do eling
Do ibadah Moco Qur'an kang sumanding

Luwih bejo wong kang kandel wedelane
Esok sore tansah eling Pengerane
.........."
Sungguh nadzom tersebut ditulis oleh seorang 'alim yang sangat dekat kepada Allah SWT.

      Dalam bahasa Indonesia, nadzom tersebut terkandung maksud bahwa:
"Orang yang paling beruntung adalah yang selalu ingat akan perintah ibadah dan selalu membaca Al-Qur'an. Namun masih ada lagi orang yang lebih beruntung daripada itu yaitu orang yang tidak merasa malu ketika dia selalu mengingat Allah SWT dalam setiap waktu, pagi dan sore".

      Refleksinya dalam kondisi di atas bagaimana? Pada zaman akhir ini orang yang selalu mengingat Allah SWT akan dianggap aneh. Namun jika orang tersebut tidak terpengaruh dengan julukan aneh yang diterimanya dan dia selalu berpegang pada ajaran agama, maka orang itulah yang paling beruntung. Tiada lain orang tersebut adalah orang-orang yang memegang teguh perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

     Semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan kepada kita, keluarga kita, sahabat kita, untuk selalu melaksanakan perintah agama. Dan semoga Allah SWT menyelamatkan kita dan mereka semua dari fitnah dunia.
Aamiin Allahumma Aamiin.

#Bojonegoro_04_Mei_2018
#KBM_Bangga_Jadi_Cah_Ndeso

Silahkan dibagi, jika dirasa ada manfaatnya.
Salam Literasi.

Literasi selamatkan dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif