Alhamdulillah, Kita Sampai di Ramadhan


Oleh: Muhammad Alim

     Telah banyak yang hafal hadist dan penjelasan tentang penyambutan bulan Ramadhan. Telah banyak yang faham dan tahu bagaimana cara mengisi siang dan malam Ramadhan dengan ibadah kepada Allah SWT. Tujuan yang diketahui secara umum, berdasarkan Ayat Al-Qur'an dan Hadist, adalah agar manusia semakin bertaqwa kepada Allah SWT.

     Apakah kita sudah sepenuhnya memahami dan siap atau mau menjalankannya? Jawaban untuk pertanyaan kali ini mungkin hanya sebagian yang 'ya', sebagian lain masih sibuk dengan pekerjaan, sebagian lain sibuk dengan politik dan jabatan, sebagian yang lain lebih sibuk mempersiapkan mudik dan lebaran, dan lain sebagainya sehingga jawaban 'ya' hanya sebagian saja.

     Taqwa kepada Allah, terbebas dari dosa sebagaimana bayi yang baru lahir, karena semua dosa telah dibakar dan diampuni oleh Allah SWT dalam bulan Ramadhan. Kita perhatikan, bayi yang baru lahir itu hatinya pasti bersih sekali. Bathinnya bersih bercahaya tanpa noda sedikit pun. Mereka sangat ceria. Bayi yang baru lahir itu tak ada niat jelek sedikit pun, tak ada niat berbuat maksiat apalagi melakukannya.

      Al-Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz mengatakan bahwa : "Tujuan utama shalat, tujuan utama Ramadhan dan puasa, tujuan utama zakat dan tujuan utama membaca Al-Qur'an adalah untuk membuat wajah batinmu bercahaya, untuk mempercantik paras batinmu, untuk membersihkan wajah batinmu, inilah tujuan utama kita. Sehingga kelak kita dikumpulkan di Mahsyar, maka kamu akan berkumpul bersama orang-orang yang wajahnya bercahaya".

     Al-Habib Umar Bin Hafidz mengambil seluruh sisi kehidupan ibadah manusia, dari shalat, puasa, zakat, dan lain-lain. Hal ini dapat diartikan bahwa, semua ibadah yang dilakukan oleh manusia tujuannya adalah untuk membersihkan wajah batin sehingga bercahaya. Sedikit demi sedikit secara terus menerus, dengan ridho Allah SWT, maka wajah bathin itu akan bercahaya.

     Ramadhan sebagai yang dibilang orang untuk mengunduh pahala yang diberikan oleh Allah SWT, Syahrul ibadah, karena dilipatgandakan semua pahala kebaikan yang dilakukan di dalam bulan ini. Kalau sampai akhir Ramadhan dan ramadhan telah beralih Syawal, tetapi bathin kita masih kotor, maka sia-sia saja kita mengaku merasa senang menyambut Ramadhan dan tentunya akan sia-sia juga semua ibadah yang telah kita lakukan di dalam ramadhan (itu pun jika kita melakukan ibadah).

     Sebagaimana penjelasan Al-Habib Umar Bin Hafidz, beliau membacakan dua ayat Al-Qur'an yang menceritakan wajah bathin yang bercahaya. Yang artinya sebagai berikut:

"Wajah-wajah (Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat"
(Q.S. Al-Qiyaamah: 22-23)

"Banyak muka pada hari itu berseri-seri dan gembira ria"
(Q.S. 'Abasa: 38-39)

     Semoga kita termasuk golongan orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dan selalu meridhoi kita. Aamiin..

#Bojonegoro_16_Mei_2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif