Belajar Menulis bersama Kepala Kemenag




Oleh: Muhammad Alim

       Bisa bertemu dan bercakap dengan seseorang yang istimewa dan diistimewakan adalah suatu kebahagiaan yang tersendiri, apalagi seseorang tersebut adalah orang yang diistimewakan karena keilmuannya, pastinya akan ada hasil yang menakjubkan yang dirasakan seusai pertemuan tersebut. Seperti halnya sore tadi, 03 April 2018, bertempat di Mushola MTsN 3 Bojonegoro keluarga KBM telah diberikan sebuah wawasan baru dan tambahan pengetahuan tentang kepenulisan oleh Bapak Ahmad Sholeh, M.Pd. beliau adalah Dewan Penasehat dari Keluarga KBM. Alhamdulillah saya bisa mengikutinya.

       Dari uraian yang disampaikan beliau hingga sesi tanya jawab, saya mendapatkan hal-hal yang menakjubkan, seperti halnya kata Pak Slamet, Pendiri Komunitas Menulis “Kita Belajar Menulis (KBM)”, "Teruslah menulis, maka kau akan menemukan hal yang menakjubkan". Hal-hal tersebut antara lain dapat saya sampaikan sebagai berikut. Mohon maaf jika ada salah pemahaman dari apa yang telah saya ikuti.

      Bagian pertama yang saya tangkap adalah manfaat dari menulis, dengan nada yang santai beliau menyampaikan bahwa menulis itu dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:
-       menulis dapat mempertinggi martabat orang yang menulis;
-       orang yang menulis itu pola fikirnya akan tertata rapi; dan
-       orang yang menulis itu daya imajinasinya akan semakin tinggi.

        Begitu super sekali manfaat menulis bagi si penulis itu sendiri, dengan menulis si penulis akan lebih bijak dan teratur dalam mengambil keputusan, seperti halnya ketika dia menyusun kata demi kata hingga membentuk tulisan yang indah.

       Hal berikutnya yang disampaikan oleh Bapak Kepala Kementerian Agama di Kabupaten Bolaangmongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara adalah sesuatu hal yang dapat kita jadikan pelajaran dalam menulis yaitu tentang kriteria tulisan hang baik. Apapun gender dan jenis tulisan kita, jika kita memperhatikan ciri-ciri tulisan yang disampaikan beliau, maka Insya Allah tulisan kita akan menjadi sesuatu yang istimewa bagi pembacanya. Beliau menyebutkan ciri-ciri tulisan yang baik antara lain:
1.    Paragraf pertama harus dapat menarik minat pembaca agar berkeinginan untuk melakukan kegiatan membacanya hingga akhir.
2.    Tulisan itu dapat melibatkan perasaan pembacanya.
3.    Dari tulisan yang baik, pembaca akan dapat sesuatu yang baru menurut pembaca, baik itu cara penyelesaian masalah, adat istiadat dan norma, maupun sikap dan akibat dari sebuah sikap yang ada dalam cerita.

       Pak Sholeh (begitu kami menyapa) juga menyampaikan bahwa penulis yang baik itu tidak usah repot dan bingung dengan aturan-aturan seperti jenis tulisan deduktif atau induktif, karena jenis tulisan itu akan muncul dengan sendirinya dan akan kelihatan setelah proses menulis selesai.

      Dari sesi tanya jawab, sebenarnya ada banyak sekali hal yang dapat kita ambil pelajaran. Namun, pada bagian awal ini saya akan menyampaikan tentang emosi bacaan dan pentingnya sebuah sinopsis cerita sebelum menulis cerpen.

      Sebelumnya Pak Sholeh menyampaikan bahwa ciri bacaan yang baik itu melibatkan emosi pembaca. Kemudian ada pertanyaan dari anggota aktif Komunitas Menulis KBM, Mbak Eka Rokhaetul Jannah, "Bagaimana cara menghadirkan emosi dalam tulisan kita?" Kemudian Pak Sholeh menjawab bahwa jika kita tidak dalam keadaan sedih namun kita akan menulis dengan tema sedih, maka kita harus mendatangkan atmosfir rasa sedih, bisa dengan membayangkan motornya hilang dan lain-lain. Pak Slamet mengatakan bahwa "Jika tulisan itu ditulis dengan hati, maka tulisan itu akan sampai kepada hati pembaca".

      Hal kedua dari sesi tanya jawab adalah jawaban dari pertanyaan saya sendiri. Saya sudah punya beberapa tulisan berjenis cerpen, namun ke semuanya belum selesai (finish), ada yang saya kasih kerangka untuk melanjutkan kisah sampai akhir dan ada yang tidak. Saya sendiri merasa sedikit susah dan berat untuk melanjutkan draf cerpen tersebut sampai ending. Saya bertanya bagaimana solusi untuk masalah tersebut. Bulum menjawab, beliau sudah menyapa saya dengan penyampaian "Pak Alim tidak membuat sinopsis cerita ya, sebelum menulis?" Terus terang saja saya belum pernah membuat sinopsis sebelum menulis. Karena yang saya amati, sinopsis itu dibuat setelah membaca cerita jadi. Ternyata hal yang saya fahami ini kurang pas.

      Beliau mengatakan bahwa sebelum menulis cerpen, penulis harus membuat terlebih dahulu sinopsis ceritanya. Penulis harus menentukan bagaimana kisah awalnya, konfliknya bagaimana, dan endingnya bagaimana (bahagia atau sedih kisah akhirnya). Beliau mencontohkan ketika mau menonton bioskop, biasanya pengunjung akan diberikan sebuah tulisan yang berisi tentang sinopsis dari film yang akan disaksikan.

      Hal lain yang dapat saya ambil dari sesi tanya jawab yaitu ketika kita mengalami kemacetan dalam menulis, Pak Sholeh menyarankan agar kita jalan-jalan keluar rumah terlebih dahulu, melihat-lihat pemandangan lain, setelah merasakan fresh lagi kita baru kembali fokus kepada tulisan kita. Dan ketika muncul rasa malas, kita harus memaksakan diri kita untuk menulis, dan rasa malas itu mungkin disebabkan karena kita kekurangan refrensi. Refrensi itu bisa didapatkan tidak harus dengan jalan-jalan dan keluar uang yang banyak, cukup dengan sebuah paketan data dan kita bisa jalan-jalan merasakan hembusan angin di Australia atau indahnya duduk di tepi pantai lewat media online dan youtube.

      Ketika menulis kita harus bisa merasakan hadirnya sebuah formulasi menulis. Ketika menulis kita harus membayangkan seolah-olah kita berbicara dengan orang lain. Sehingga tulisan yang dihasilkan akan lebih komunikatif.

      Di akhir acara Pak Sholeh menyampaikan bahwa jika dalam setahun ini ada sebuah draf tulisan yang siap dibukukan maka beliau akan membantu biaya penerbitan, dan jika dalam setahun ke depan tidak ada draf tulisan yang siap dibukukan maka pertemuan kali ini belum berarti apa-apa.

      Semoga pengetahuan yang kita dapatkan dalam acara Kopdar KBM ini bisa bermanfaat bagi semuanya dan menambah semangat belajar menulis kita.

*

Salam Literasi.
Mbaru Lor, 03 April 2018.
22.30. pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif