Menampung Cermin

Oleh: Moh. Alim

Ayah berkata dalam rintihannya,
Nak...
Ayahmu sudah tua
Tak kuat lagi untu mengangkut sekarung beras
Atau sepikul gabah

Nak...
Jika aku semakin tua
Jangan kau berkata kasar
Karena mungkin ayah akan semakin kecil lagi dalam sikap dan keinginan
Dan itu sudah ketentuan Tuhan
Tak dapat ayah siapkan saat ini
Tak dapat ayah tebak saat ini

Anak dalam hati,
Ayahku adalah otoriter
Berkata A maka aku harus A
Berkata Z maka aku harus Z
Tak dapat kucegah
Atau kutolak

Memang hatiku kacau saat itu
Aku berontak dalam sepi suara
Namun tak keluar juga
Namun sekarang aku tersadar
Memang benar apa yang ayah perbuat saat itu

Sepuluh atau dua puluh tahun baru terasa
Aku bisa membaca lebih
Dari apa yang tidak orang lain baca
Aku bisa memikirkan lebih
Dari apa yang tidak orang lain terima
Aku bisa menampung lebih
Dari suasana yang tak diterima

Ayah
Kau tahu yang terbaik untukku
Meski kadang tak juga kuterima
Atau bahkan kutentang segalanya

Maafkan aku
Anakmu yang kecil

Bojonegoro, 12 Nopember 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif