Awalan dan Akhiran


Oleh: Muhammad Alim

     Ketika membaca kata awal dan akhir, kita pasti akan langsung mengingat kata yang sepadan atau searti dengannya. Yaitu depan dan belakang, pembuka dan penutup, serta dulu dan nanti. Kali ini kata awal dan akhir yang akan kita telusuri dengan hal hidup atau kehidupan.

     Kita tahu bahwa tidur adalah kematian yang kecil. Di saat tidur, kita tidak tahu apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia yang masih terjaga. Untuk itulah mengapa ketika bangun dari tidur kita disunnahkan oleh memuji Allah SWT dan mengucapkan syukur dalam sebuah doa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, "Alhamdulilillahi ahyaana ba'da ma amaatana wa Ilaihin nusyur", yang artinya "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita kembali setelah mematikan kita (dalam tidur) dan hanya kepada-Nya hidup akan kembali".

     Ketika kita bangun dari tidur, kita harus tahu bahwa saat itu adalah kehidupan kita yang baru setelah semalaman kita mati (dalam tidur). Dengan berdoa seperti di atas tadi, kita telah memulai kehidupan baru (di pagi hari) dengan sesuatu yang baik.

     Setiap hal, jika diawali dengan sesuatu yang baik maka hasilnya akan baik pula. Banyak hal dapat kita jadikan contoh untuk hal ini. Untuk mengawali segala sesuatu dengan kebaikan, Nabi SAW telah menganjurkan agar setiap memulai sesuatu maka awali dengan mengucapkan Basmalah.

     Seharian kita akan hidup (jika Allah menghendaki), maka kita akan merasakan dahsyatnya sebuah doa bangun tidur. Hidup akan terarah, rasa syukur bertambah, dan tentunya hidup akan menjadi lebih barokah.

     Sedangkan kata antonim dari awalan adalah akhiran. Jika sebuah tidur adalah kematian, maka seharusnya kita harus mempersiapkan akhir dari kehidupan kita sehari ini. Nabi SAW telah mengajarkan sebuah doa untuk mengakhiri kehidupan sebelum kematian datang (saat tidur), "Bismika Allahumma Ahya wa Bismika Amuut", yang artinya Dengan menyebut nama-Mu Ya Allah aku akan hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku akan mati.

Dalam hal ini, seorang diajarkan tentang beberapa hal:

Pertama, kita diigatkan kembali bahwa tadi pagi, ketika kita bangun tidur, kita telah menyebut asma Allah, yang artinya kita akan hidup seharian sesuai dengan ketentuan Allah, kita tak akan melalaikan perintah Allah dan kita tak akan melakukan apa yang dilarang oleh Allah SWT.

Kedua, dengan doa inj kita  bersyukur kepada Allah karena telah memberikan nikmat hidup kepada kita selama sehari dan segala nikmat yang ada di dalamnya, dan kita ungkapan bahwa segala hal yang kita lakukan sehari tadi adalah karena kekuasaan Allah.

Ketiga, dengan doa sebelum tidur, kita serasa berpasrah kepada Allah SWT tentang apapun yang telah kita lakukan dan kita menyadari bahwa hidup kita ini tak akan ada artinya jika tidak selalu dibarengi dengan Asma Allah. Dengan ini pula kita yakin bahwa Allah itu meliputi segala hal yang kita lakukan. Kemudian apapun hasil yang kita harapkan (dari segala hal yang kita upayakan) adalah ketentuan Allah yang memberikan.

     Nikmat hidup dan segala hal dalam kehidupan kadang melalaikan manusia dari mengingat Allah (Sang Pemberi Nilmat), namun kita tidak sadar atas kelalaian kita. Naudzubillah min dzalik. Dengan tidak merasa bahwa nafas kita, lentik jari kita, pandang dan lirik mata kita adalah nikmat Allah, maka sesungguhnya kita telah Kufur nikmat.

     Semoga Allah SWT selalu memberikan pengetahuan kepada kita bahwa yang baik itu baik, dan semoga Allah memberikan keuatan kepada kita untuk melakukan kebaikan tersebut.
Aamiin.

*
Mbaru Lor, 30 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif