Tabir Dzikir


Aku tak bisa berpaling
Tlah banyak nikmat yang Kau berikan
Meski kadang, bahkan sering
Dzikir pada-Mu ku lupakan


Wahai diri ....
Apakah kau lupakan
Kalam yang mengatakan
Bahwa janji-Nya takkan terlewatkan
Pasti terlaksanakan


Wahai diri ....
Apakah kau lupakan
Meminta pada-Nya merupakan peribadatan
Meski tiap detik nikmat tlah kau rasakan
Setiap detik pula kau disuruh meminta


Ingat pada-Nya


Kau...!
Apakah kau tak malu?
Jika hidupmu hanya berturut nafsu
Sedang tiap detik nikmat tercurah padamu


Dan kau ....!
Apakah kau tak berfikir?
Jika alam sudah terjungkir
Yang syari'at dianggap sesat
Yang maksiat dijadikan adat



Pemegang api surga
Di akhir zaman yang bak salju menyala.

**

Sisi lain


Hatiku berteriak
"Tunaaadi Ya 'alan Nabiyyina"
Merangkai rindu di dinginnya malam
"Marhaban bi Habibina"


Hitungan jariku habis
Di angka sembilan
Dan kembali
Menitih satu

**

 Oleh: Muhammad Alim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif