Dalam terik Hati



Oleh: Muhammad Alim

Masih adakah urat nadimu
Untuk pengganti nyawaku yang hampir putus
Ketika mereka berkata iya
Sedang harap yang kau buat
Untuk meniadakan mereka
Di mana budi mu
Pak budi sedang mengais pintu siang dan malam
Menunggu jam berdenting tajam

Hai kau
Pembeli kekuasaan
Pembeli nyawa dan harapan
Tak akan dapat kau beli hati ini
Tak akan dapat kau beli rasa ini
Karena rasa tlah ku serahkan pada-Nya
Karena hati tlah kupenjarakan dalam naungan-Nya

Mungkin kau akan menertawaiku
Karena tangis tak juga berhenti
Karena pencarian ini belum terwujud kenyataan
Pecahan-pecahan kaya
Membingungkan kau punya muka
Mukanya di mana?
Di hati tak da juga.

Di antara bisik hati
Di antara cibir nyawa
Aku hidup untuk-Nya
Bukan untukmu apalagi dia
Meski urat nadi ini kau potong seratus kali
Meski leher ini kau panjang jeruji
Tak akan dapat kau temukan
Tlah ku buang asa dalam laut
Yang akan menghanyutkan dunia
Tlah ku buang dalam angin
Yang akan membunuh rasa ingin

Dalam syair mentari aku hidup
Dalam relung angin aku
Segalanya
Untukmu Tuhan

*
Kepoh, 29 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelopak Bunga yang Terakhir (ANGST STORE)

Analisis Teks Argumentasi

Meningkatkan Budaya Positif